Ini tentang prediksi jitu seorang lelaki bernama asli Iwan Muluk/Dalauk, namun orang-orang lebih senang memanggilnya Pak Mujair (atau dengan ejaan lama, Moedjair). Beliau lahir pada 1890, di sebuah desa di sudut kota Blitar. Kuningan nama desa itu.
Suatu hari di tahun 1930-an ketika Pak Mujair melakukan tirakat suroan di muara sungai pantai selatan Blitar, dia melihat ada segerombolan ikan. Ikan-ikan ini menarik perhatiannya. Iya,menurut Pak Mujair, ikan-ikan ini sangat unik. Mereka dapat menyembunyikan anak-anaknya di mulut, ketika disinyalir ada bahaya mengancam. Karena tertarik, Pak Mujair membawa beberapa ekor ikan baru tersebut untuk dipelihara di rumahnya.
Tentu saja ikan-ikan yang dibawa Pak Mujair itu mati, sebab dia meletakkannya di air tawar, sedangkan ikan ini habitatnya ada di perairan air payau. Hebatnya, Pak Mujair tidak patah arang. Dia terus menerus mencoba mencari solusi, bagaimana caranya agar ikan-ikan ini bisa hidup dan berkembang biak di air tawar. Riset ala kadarnya pun dilakukan. Pak Mujair mulai merubah-rubah komposisi air tawar dan air laut hingga menemukan campuran yang tepat untuk memelihara ikan baru ini.
Apakah pada akhirnya berhasil? Ya, itu dia kabar baiknya. Pak Mujair berhasil memelihara ikan-ikan itu di air tawar. Keberhasilannya membawa ikan jenis baru ke kolam halaman rumahnya membuat nama Pak Mujair menjadi lekas terkenal.
Berita tersebut segera menyebar, hingga terdengar oleh Asisten Resident Jawa Timur yang berkedudukan di Kediri. Kebetulan dia juga seorang peneliti. Berdasar hasil penelitian dan literatur yang ada (pada masa itu), diketahui bahwa spesies ikan-ikan tersebut berasal dari perairan laut Afrika.
Sebagai bentuk penghargaan atas usaha Pak Mujair, sang Asisten Resident memberikan nama ikan spesies baru ini sesuai dengan nama penemunya, yaitu moedjair atau mujair.
Hasil kerja kerasnya menghantarkan Pak Mujair mendapatkan Piagam Nelayan Pelopor (anumerta). Dalam piagam tersebut tertulis, "Sebagai nelajan pelopor jang berprakarsa dan berusaha menternakkan djenis-djenis ikan dan berhasil menemukan djenis baru jang sangat baik dan jang diberikan nama 'ikan mudjair' seperti nama penemunja dan demikian telah memberikan suri tauladan kepada masjarakat di dalam membentuk suatu masjarakat sosialis Indonesia jang adil dan makmur.”
Penghargaan lainnya adalah Executive Committee dari Indo Pacific Fisheries Council pada tahun 1954. Tiga tahun sebelumnya (17 Agustus 1951), Pak Mujair juga mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Salut buat Pak Moedjair (Mujair) yang sukses memprediksikan bahwa ikan yang beliau maksud dapat hidup dan berembang biak di air tawar. Pak Moedjair juga tak lelah dengan riset-riset alaminya. Catatan ke depan, Insya Allah bercerita tentang hubungan Ikan Mujair dengan perjuangan di negeri ini.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, saya mengaktifkan moderasi pada kolom komentar, untuk entri yang lebih lawas --14 hari. Salam.