Rumah kami sederhana. Jika hujan datang disertai angin kencang, kami akan mondar mandir melakukan beberapa hal. Saat itu terjadi, apalagi ketika sedang ada kawan yang datang berkunjung, tentu kami tidak sempat membayangkan aroma tanah basah setelah hujan.
Rumah kami sederhana, pemberian orang tua. Jadi, kami belum semandiri itu. Saya pernah mencatat sepenggal kisahnya di sini.
Rumah kami sederhana, ia mirip sekali dengan sebuah gang. Tepat di sisi kiri, menghadap ke utara, ada sebuah tembok yang tinggi milik tetangga. Di tembok itulah kamar kami menghadap. Ibu Sasmita, Nyonya pemilik rumah yang temboknya tinggi, beliau meninggal dunia pada Senin pagi, 17 November 2014. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, doa terbaik untuk Almarhummah. Beliau orang yang ramah.
CLBK on air Edisi 16 November 2014
Malam hari sebelum Ibu Sasmita kepundut, kami sedang melaksanakan CLBK on air di Prosatu RRI Jember, membicarakan tentang acara keluarga tamasya pada 15 November 2014, Save Gumuk. Beberapa jam kemudian, ketika kami telah tiba di rumah, Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak. Harga premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter. Masyarakat bergejolak, dunia maya ramai, paginya Bapak Sasmita kehilangan perempuan yang ia cintai.
Ohya, ada yang manis di acara 15 November 2014, Praktika Terpadu "Kacamata" dengan mengangkat tema Gumuk, situs ekologi yang ada di Jember. Ketika itu, panitia mempersiapkan kejutan untuk turut merayakan hari pernikahan saya dan Hana. Terima kasih. Thank's juga buat Poetri Maharani Septiana Dewi yang datang jauh-jauh dari Malang dan membawakan kami kue yang ada lilinnya.
Ucapan yang sama juga terlontar pada sehari sebelumnya, ketika saya dan Hana menyemarakkan Diskusi Lingkungan yang diselenggarakan oleh kawan-kawan Pencinta Alam Sisperpena SMKN 5 Jember. Turut hadir di acara tersebut Mas Wahyu Giri, pencinta alam.
Dokumentasi Cak Ratt Sisperpena - 14 November 2014
Kami bahagia di Bulan November. Ada banyak doa untuk saya dan istri. Terima kasih. Doa adalah sesuatu yang indah, yang begitu kami dambakan.
Hari ini, pagi hingga siang, Hana menjadi moderator di acara Seminar Biopori yang diselenggarakan oleh Himapala Bekisar Politeknik Jember. Acara yang bertempat di Aula Soetrisno Widjadja tersebut menghadirkan dua pembicara, Ir. Sunandar Trigunajasa N (BKSDA) dan Priyo Kushari P, SH (KLH). Sore harinya, saat tiba di rumah, saya melanjutkan aktifitas sore kemarin. Berkebun. Hana menemani saya di kebun belakang rumah, sembari memangku Aldin keponakan kami.
Tak lama kemudian Bang Korep turut menyusul kami di kebun belakang. Di depan tidak ada orang. Kami tidak mengkhawatirkan apapun. Manalah kami mengira, ketika selesai berkebun, ketika kami hendak bersantai di lorong palungguhan, Bang Korep sedikit terkejut sebab ada sesuatu yang dirasa ganjil. Baru pada 21 September yang lalu ia mendapat berita sedih atas berpulangnya Umi, Ibunda tercinta. Kini, ia mendapat cobaan lagi, kehilangan netbook. Iya benar, tadi sore ada maling sowan ke rumah saya dan mengambil Netbook Asus Eee PC Seashell.
Bang Korep tentu kehilangan banyak data-data studinya. Sing sabar yo Rep, semoga kehilangan ini membuka rezeki dari pintu yang lain. Amin Ya Robbal Alamin.
Rumah kami sederhana. Menggembok pintu adalah budaya baru bagi kami, sejak membuat usaha konten media, sejak ada beberapa barang elektronik seperti CPU dan Laptop. Kami mungkin sedang lupa jika di dunia ini ada yang namanya apes.
Rumah kami sederhana. Jika hujan datang disertai angin kencang, kami akan menghibur diri. Membayangkan betapa indahnya aroma tanah basah setelah hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, saya mengaktifkan moderasi pada kolom komentar, untuk entri yang lebih lawas --14 hari. Salam.