Foto sekola MULO di atas saya jumpai di koran lama Indonesia, hasil kliping dari NIOD Institute for War, Holocaust and Genocide Studies. Sayang kini situs 'Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie' tidak lagi bisa diakses dengan mudah. Ia mengalami perubahan kebijakan sejak tiga atau empat bulan yang lalu.
Sebelumnya saya tidak pernah mendengar cerita tentang keberadaan sekola Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau disingkat MULO, di Jember. Saya hanya mengerti jika di pusat kota, tepatnya di Schoolstraat yang kini dikenal dengan nama JL. Kartini Jember, di sana pernah ada De school van de Zusters van Onze Lieve Vrouwe, sekolah suster. Menurut Almarhumah Eyang Roekanti, lokasi sekolah suster tempo dulu ada di Santo Yusuf. Sekolah tua lainnya yang pernah ada di Jember adalah Normaalschool, saya pernah menuliskannya di sini.
Kembali ke Sekola MULO di Jember
Membicarakan sekola MULO di Jember, saya jadi ingat kisah yang pernah dituturkan oleh Chris, sahabat saya. Dia bilang, "Dulu waktu masih TK aku sering main ke sana kalau pas nunggu Bapak sekolah KPAA. Waktu itu tempatnya aseliiiii bangunan Belanda kuno, dengan ruang kelas yang kursinya berundak-undak."
Sesungguhnya Chris sedang bercerita tentang bangunan fisik yang dulu pernah digunakan untuk ruang belajar mengajar sekola MULO. Ia mengetahuinya dari kisah yang diceritakan Almarhum Bapaknya. Lokasi sekola MULO yang dimaksud berada tepat di seberang Rumah Sakit Umum Jember tempo dulu, kini dikenal dengan RS. Paru, JL. Nusa Indah.
Gambaran lebih jelas tentang sekola MULO di Jember saya peroleh dari sebuah artikel berjudul; Njoto, Pentolan PKI Anak Orang Tajir. Di sana ada satu paragraf yang menurut saya sangat penting dan bergizi.
Setamat HIS, Njoto melanjutkan sekolahnya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), semacam sekolah menengah pertama, di Jember, yang bisa dimasukinya tanpa tes. Namun, ketika tentara pendudukan Jepang datang, sekolah Belanda ini tutup. Sang bapak, yang membaca situasi darurat masih akan lama, memindahkan sekolah kedua anaknya itu ke MULO yang dibuka Jepang di Solo, Jawa Tengah. Di kota batik inilah kakek dan nenek dari pihak bapak tinggal.
Ia memang tidak menunjukkan kata kunci tentang kapan MULO di Jember mulai dibangun, namun saya menjadi tahu jika MULO di Jember tutup ketika tentara pendudukan Jepang datang.
Jika merujuk pada cerita Chris, sekola MULO di Jember bertempat di sebuah gedung yang sejak tahun 1991 digunakan sebagai ruang belajar mengajar untuk SMP Negeri 10 Jember. Ia adalah sekolah hasil konversi dari ST atau Sekolah Teknik. Setara dengan Sekolah Menengah Pertama. ST sendiri dimulai pada tahun 1931 dengan nama STP atau Sekolah Teknik Pertama. Kemudian pada 1952 hingga tahun 1990, nama STP berganti menjadi ST Negeri Jember, sebelum akhirnya berkonversi menjadi SMP Negeri 10 Jember.
Dulu, di gedung yang sama juga terdapat STM Negeri Jember, satu komplek dengan ST Jember di Jalan Nusa Indah Nomor 25 Kreongan, Jember. Tahun 1994, lokasi belajar mengajar STM Negeri Jember dipindahkan ke Jl. Tawangmangu 59 Tegal Gede - Jember, hingga kini. Seiring berjalannya waktu, nama STM Negeri Jember berubah menjadi SMK Negeri 2 Jember.
Sementara hanya itu yang saya ketahui ketika melacak keberadaan sekola MULO di Jember.
Barangkali ada diantara Anda yang mengerti tentang kisah-kisah yang lain seputar keberadaan sekola MULO di Jember, saya akan sangat senang sekali jika Anda mau berbagi cerita. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, saya mengaktifkan moderasi pada kolom komentar, untuk entri yang lebih lawas --14 hari. Salam.