Saya memulai tulisan ini dengan sebuah kebingungan. Seperti kata-kata Mbak penjaga POM bensin, "Dimulai dari angka nol ya Mas." Tapi saya butuh tahu sejarah tentang Normaalschool di Jember.
Baiklah, saya akan menggunakan rumus sederhana. Untuk mengetahui yang lokal, kita harus mengerti yang global. Begitu juga sebaliknya. Saya akan memulainya dengan menuliskan Sejarah Normal School di Dunia.
Sekarang mari kita saling berpegangan tangan, karena saya akan mengajak anda berkeliling dunia.
Mengapa Bernama Sekolah Normal
Sedari awal saya berpikir, kok namanya Sekolah Normal ya? Nama itu terkesan menyeramkan. Mendidik orang-orang yang tidak normal menjadi normal. Ternyata tidak demikian.
Istilah Normal School, atau normaalschool, dan atau Sekolah Normal, di kembangkan dari Perancis. Di sana, sekolah normal dimaksudkan untuk istilah sekolah model. Normale école Perancis, itulah sekolah model pertama yang menggunakan istilah Normal School.
Konsepnya, menyediakan sekolah model dengan ruang kelas model untuk mengajarkan praktik model pengajaran guru dan siswanya. Anak-anak yang diajarkan, guru-guru mereka, dan para guru dari guru sering bersama-sama di gedung yang sama.
Konsep yang sederhana dan mudah dicerna. Semoga kita satu kesepemahaman mengenai konsep dan arti kata Sekolah Normal.
Yuk, lanjut lagi..
Dari Paris - Perancis, sekarang kita menuju Vermont, untuk kemudian terbang ke Massachusetts. Keduanya ada di Amerika Serikat.
Pada awal 1800-an, konsep Sekolah Normal pindah ke Vermont AS. Gagasannya berbeda dengan Sekolah Normal di Paris. Sayang sekali, saya belum menemukan banyak data tentang ini. Tapi tak apalah.
Kabarnya, pada era 1820-an, di daerah Concord juga dibuka sebuah Sekolah Normal.
Sumber dari sini.
Oke, sekarang saatnya kita berkenalan dengan James Gordon Carter.
Siapakah James Gordon Carter
Itu adalah sebuah negara bagian di Amerika Serikat. Di sana tinggal seorang Legislator dan pembaharu di dunia pendidikan, namanya James Gordon Carter. Jika bibir anda sulit mengeja nama James Gordon Carter, panggil saja dia Gendon.
Gendon alias James Gordon Carter yang hidup antara tahun 1795 hingga 1849 ini disebut-sebut sebagai Bapak Sekolah Normal di tempatnya sana. Apa pasal?
1. Pada tahun 1826 dia menulis Buku berjudul Influence of an Early Education.
2. Sebelas tahun kemudian (1837), dia memberikan kontribusi terhadap pembentukan Dewan Pendidikan di Massachusetts. Itu adalah Dewan Pendidikan pertama di Amerika Serikat.
3. Dia berperan penting dalam reformasi pendidikan guru.
4. Aktif dalam pembentukan Sekolah Normal pertama. Sekolah ini kemudian menjadi Framingham State College.
Sekolah Normal di Massachusetts dianggap sebagai rencana eksperimental. Perempuan diperbolehkan untuk mendaftar dalam program pelatihan guru.
Sumber dari sini.
Sisi Positif Dari Sistem Sekolah Normal
Sisi positifnya hanya ada satu, yakni mendorong proses berpikir kritis. Hanya itu saja. Caranya, dengan pengadaan bimbingan sebagai metode pengajaran yang lebih baik.
Eh ada lagi ding. Sekolah Normal mengusung gagasan kesetaraan. Sesuatu yang didambakan oleh RA. Kartini semasa hidupnya (1879 - 1904).
Sebelum pembentukan (konsep) sekolah normal, menghafal ketat adalah metode pengajaran utama yang digunakan di AS, dan mungkin juga di Eropa.
Ah, saya jadi ingat masa-masa sekolah dulu. Waktu SD saya mengenal konsep CBSA, Cara Belajar Siswa Aktif. Tapi tetap saja saya menghafal, haha. Hanya satu pelajaran yang tidak bisa dihafal, yaitu mencongak.
Konsep Sekolah Normal dinyatakan berhasil. Terbukti, Sekolah Normal berkembang pesat di Amerika Serikat hingga 1870 - 1890. Pada akhirnya, konsep Sekolah Normal menyebar ke negara-negara lain.
Dari Sebuah Artikel Yang Tak Panjang
Sebuah sumber lain semakin memperlengkap sudut pandang saya akan Sekolah Normal. Dari sebuah artikel yang tak panjang, berjudul : THE NORMAL SCHOOL.
Berikut adalah paragraf pembuka yang saya temukan pada sumber tersebut.
Pada tanggal 3 Juli 1839, tiga wanita muda dilaporkan ke Lexington - Massachusetts. Mereka berharap bisa menjadi bagian di Sekolah Normal pertama, yang didanai dan dikhususkan untuk sekolah pendidikan guru umum.
Paragraf pendek di atas secara nyata menggambarkan ketertarikan generasi muda untuk mencoba program eksperimental Sekolah Normal. Mengajak untuk berpikir kritis, luas, dan tidak terpenjara metode lama berupa hapalan. Padahal saat itu, hanya sedikit orang yang memilih bercita-cita menjadi guru. Itulah kenapa pihak penyelenggara negara (di negaranya masing-masing) merasa perlu menyuntikkan dana untuk Sekolah Normal.
Sekolah Normal adalah sekolah yang diharapkan bisa menyediakan calon guru. Sekolah ini berusaha keras untuk bisa memfasilitasi laboratorium pembelajaran, sebagai wahana untuk melatih proses belajar mengajar. Intinya, pembangunan Sekolah Normal butuh biaya.
Motivasi Penyediaan Pendidikan Sekolah Normal
1. Pertama adalah keinginan untuk mengindoktrinasi mereka dengan ajaran agama, untuk menjamin kelangsungan hidup, serta membina moral rakyat (dan berharap kehadiran mereka di gereja lebih teratur).
2. Kebutuhan untuk mendidik. Itu sangat jelas dan tidak bisa dibantah. Setiap bangsa butuh guru / pendidik untuk mencerahkan rakyatnya. Alasan dibalik kebutuhan untuk mendidik ini ada berbagai macam. Bisa jadi karena alasan sosial, ekonomi, demokratis dan nasional.
Haduh.. saya capek.
3. Ada kebutuhan nyata untuk menyediakan jenis pendidikan yang akan mendorong penduduk berpikir kritis. Dan harapan itu disandarkan pada konsep eksperimental Sekolah Normal.
Seorang negarawan Amerika bernama Daniel Webster mengatakan :
"Mari kita membuat mereka cerdas, dan mereka akan waspada - memberi mereka cara mendeteksi kesalahan, dan mereka akan menerapkan obatnya."
Capek, saya butuh menutup tulisan ini dulu, lalu nyruput kopi. Tengkyu ABD. MOEKI, kau membuatku kembali akrab dengan pesona sejarah.
Selanjutnya, akan saya kupas habis Sejarah Normal School di Indonesia. Masih bersama secangkir kopi buatan istri saya.
Salam Gaya Bulbul!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, saya mengaktifkan moderasi pada kolom komentar, untuk entri yang lebih lawas --14 hari. Salam.